Oleh: Said Agus

INTIMES.co.id | BANDA ACEH – Puasa Ramadhan tahun ini tinggal menghitung hari, seluruh umat muslim di belahan dunia manapun bersuka cita menyambut bulan mulia yang paling dirindukan, tak terkecuali di Negeri Serambi Mekkah Aceh.

Di Aceh, perasaan gembira bahkan ditunjukan dengan makan daging yang disebut dengan Meugang. Tradisi itu konon kabarnya sudah dimulai sejak zaman Sultan Iskandar Muda.

Lihat juga: Yuk Berburu Takjil di Banda Aceh, Ini Lokasinya

Kala itu sang Sultan membagikan daging untuk yatim dan dhuafa dalam jumlah besar yang seluruh biaya dikeluarkan ditanggung oleh pihak istana.

Di masa sekarang tradisi meugang terus di jaga, walau pelaksanaannya berbeda, namun di hari tersebut semua status sosial terlihat sama baik si miskin dan si kaya, semua tetap berusaha menjadikan meugang sebagai simbol kemakmuran sebuah keluarga.

Pada hari yang dianggap sakral tersebut, para warga datang ke lokasi-lokasi pemotongan daging pada pagi hari, mereka membeli daging kerbau atau sapi.

Lihat juga: Selamat, USK Peringkat Tiga Kampus Terbaik di Indonesia

Sesuai dengan kebutuhan keluarga, dan uniknya mereka tak mengeluh meskipun harga daging pada momen tersebut lumayan tinggi.

Bagi masyarakat Aceh meugang juga dimaknai sebagai harga diri dan tanggung jawab, bahkan untuk para pengantin laki-laki yang baru berumahtangga, dan dipersepsikan sebagai gengsi menantu muda kepada mertua.

Dalam artian, pria yang baru berumah tangga, dituntut bertanggung jawab terhadap nafkah dan belajar membentuk diri yang kualitas harkat dan martabatnya dalam membina sebuah keluarga yang baru.

Selain itu, keunebah indatu yang terus diwarisi dari generasi ke generasi tersebut juga dimaknai sebagai sebuah wadah silaturahmi antar sesama.

Semua anggota keluarga nantinya akan pulang dan berkumpul di rumah orang tua, makanya tak heran mudik bagi orang Aceh sudah dilakukan sebelum Ramadan tiba.[]

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news intimes.co.id