Modal Belajar Saja tidak Menjamin Masuk Universitas Bergengsi

Perjuangan Kang Ye Soe untuk masuk Fakultas Kedokteran di Seoul National University tidak selalu berbuah manis. Ia tetap saja harus berjuang mati-matian untuk belajar dan mengorbankan waktu bermain dengan teman-teman yang lain meskipun ia memiliki tutor terbaik di negaranya, yakni Korea Selatan. Kang Ye Soe tergolong anak yang pintar, gemar belajar, dan sangat berambisi. Namun, apakah perjuangan yang selama ini ia lakukan adalah perjuangan yang benar ? Jawabannya adalah tidak.

Kerjasama antara ia dan tutornya merupakan kerjasama yang melibatkan banyak pihak. Pasalnya, tutor yang sudah dipercayakan oleh Ibu Kang Ye Seo itu pernah beberapa kali mengadopsi kunci jawaban dengan cara yang tidak lazim, seperti menyogok, mencuri, dan melakukan segala cara untuk mendapatkan selembar kunci jawaban itu.

Ironinya, kondisi tersebut adalah kondisi yang barangkali saja pernah atau bahkan sering kita jumpai. Entah itu pengalaman pribadi, maupun pengalaman dari orang-orang terdekat. Bagi sebagian besar orang, berhasil masuk universitas bergengsi merupakan sebuah kebanggaan besar. Maka tak heran kalau sering kita temukan bimbel yang menawarkan banyak jaminan keberhasilan dengan biaya yang sangat fantastis. Orang tua yang berambisi agar anaknya lolos ujian masuk universitas tertentu akan berbondong-bondong untuk mendaftarkan anaknya disana tanpa rasa ragu sedikit pun. Alhasil, anak-anak yang masuk bimbel tersebut memiliki jaminan untuk lolos pada tahapan ujian seleksi masuk universitas yang biasa kita kenal dengan sebutan SBMPTN, UTBK, atau yang sekarang dikenal dengan UTBK-SNBT.

Tak hanya itu, ramai diperbincangkan bahwa seleksi masuk perguruan tinggi negeri juga sering menjumpai oknum yang berasal dari bimbel-bimbel tertentu dan melaksanakan UTBK dengan cara yang tidak jujur, seperti membeli jawaban dari anak yang sudah pernah tes dihari sebelumnya, atau bahkan menggantikan anak yang seharusnya mengikuti ujian dengan seorang tutor yang sudah ahli atau biasa kita kenal dengan istilah “Joki”.

Lantas kalau sudah begini, rajin belajar saja bukanlah menjadi satu-satunya solusi. Kamu yang berambisi untuk masuk perguruan tinggi negeri tanpa embel-embel bimbel favorit harus memiliki strategi yang lebih matang. Tidak hanya fokus untuk menyelesaikan soal-soal sulit, tetapi kamu juga harus fokus terhadap alokasi waktu untuk pengerjaan soal agar lebih efisien.

Hubungan Orang Tua dengan Pendidikan Anak

Ada satu keluarga di Serial Sky Castle yang sangat berambisi untuk memasukkan anaknya ke Seoul National Universty sesuai dengan minat dan dan kemauan Ayahnya. Namun. Sang Anak bekehendak lain dan memiliki cita-cita yang berbeda dengan Ayahnya. Sebagai seorang Ayah, ia selalu memaksa agar anaknya terus belajar dan menjadi sempurna di setiap momen ujian sekolah, ketika Sang Anak mendapatkan nilai rendah, maka Sang Ayah tidak segan-segan untuk memukulinya dan menambahkan jam belajar anak tersebut.

Peristiwa tersebut mengingatkan kita akan banyaknya orang tua di luar sana yang memaksakan kehendak dan jalan hidup anak agar sesuai dengan kemauannya. Orang tua yang sukses di bidang tertentu beranggapan bahwa anaknya akan memiliki jaminan kesuksesan pada bidang yang telah ia tekuni. Padahal, seorang anak yang tidak menyukai bidang tersebut akan mengalami banyak kesulitan ketika menjalankan setiap proses pembelajaran yang ada. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya mahasiswa yang merasa “salah jurusan” saat berada di bangku kuliah akan mengalami banyak kebingungan dan kesulitan.

Orang tua seharusnya bisa memahami dan mendukung pilihan anak selama pilihan tersebut memenuhi kriteria yang baik dan benar. Jika orang tua memang memiliki pendapat atau masukan lain, maka orang tua harus menyampaikan masukan tersebut dengan cara yang halus dan dapat mengajak anak untuk berdiskusi bersama, bukan memaksa dan menghakimi anak bahwa anak tersebut tidak akan sukses dan berhasil jika memilih jurusan atau sesuatu berdasarkan keinginanya. Terkadang, anak yang tahu kelemahan dan potensi yang ada di dalam dirinya akan lebih mudah mengerjakan sesuatu yang akan ia tekuni di masa depan nanti. Hal tersebut dapat terjadi karena anak tidak memiliki paksaan dan tuntutan akan hal apapun. Sehingga mudah baginya untuk terus berproses dan menata masa depan seperti apa yang ia inginkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news intimes.co.id