E-book sebagai ancaman?
Riset yang dilakukan Tosun (2014) pada Nigeria, menentukan siswa dan preferensi guru dalam membaca buku cetak dan e-book, temukan beberapa siswa di Universitas Trakya lebih suka membaca buku cetak daripada membaca e-book yakni untuk menjaga kesehatan mata, karena melihat layar untuk waktu yang lama membaca akan membuat mata mereka Lelah sehingga dapat mengancam kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penelitian terkait selanjutnya dilakukan oleh Chen, et., al (2012) e-book memiliki beberapa kelemahan, buruk bagi kesehatan (misalnya mata), mudah kehilangan data, bergantung pada jaringan. Misalnya jika tidak ada koneksi maka e-book tidak bisa diakses sehingga hal tersebut mengancam keterampilan membaca.
Mengakses e-book pastinya menggunakan internet, maka penulis melihat bahwa dengan menggunakan e-book mudah teralihkan atau terganggu fokusnya seperti muncul iklan, atau notifikasi dari media sosial pengguna sehingga membuat membaca kurang fokus dan dapat menyebabkan ketajaman analisis dari bacaan berkurang, maka dari itu terkadang memanfaatkan media teknologi dapat mengganggu proses pembelajaran (Hasan, et., al, 2021).
Selanjutnya e-book memiliki keterbatasan, yakni ketergantungan pada koneksi dan alat. Sifatnya yang terhubung dengan internet dan membutuhkan alat seperti komputer, laptop, dan handphone untuk mengakses. Ketika tidak memiliki jaringan yang bagus, alat yang memadai, atau terdapat gangguan software saat mengakses maka proses membaca juga akan terhambat .
Kehadiran e-book juga dapat mengancam eksistensi pekerjaan para pustakawan, karena harganya yang cenderung lebih murah dan akses yang lebih mudah membuat perpustakaan kurang pemustaka, fenomena tersebut juga terlihat saat ini meminjam buku tidak perlu lagi adanya penjaga cukup dengan scan buku dapat dipinjam, diperpanjang dan dikembalikan melalui mesin.
Hal yang tidak kalah penting yang sangat mengancam dengan hadirnya e book adalah masalah copyright (hak cipta). Buku cetak sangat mudah untuk ditiru dan dijadikan e book, tentu menjadi masalah tersendiri. Hal ini sangat rentan terjadi dan bersifat merusak, karena penyalahgunaan hal (Fuxma, 2013). Sisi pemasaran bisa juga menjadi kelemahan e-book. Di era sekarang ini, masih banyak orang yang tidak memiliki perangkat untuk mengaksesnya. Maka dari itu kebanyakan orang juga lebih nyaman menggunakan buku cetak (Sari, et., al, 2022)
Akan tetapi eksistensi e-book di Indonesia saat ini tidak begitu berbeda dari buku cetak.
Keduanya secara konten atau isi memiliki kesamaan hanya saja memiliki perbedaan pada bentuk satu digital sedangkan satu lagi berbentuk cetak atau istilah lainnya buku telah berkonversi dari yang awalnya tradisional menjadi modern (Hasan, et., al, 2018). Keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, namun pada era digitalisasi seperti saat ini kebijakan dari pengguna atau pembaca sangat diharapkan sehingga dapat membantu mengurangi ancaman-ancaman dari hadirnya e-book, alangkah baiknya memandang kehadiran e-book menjadi sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan.
- Tulisan ini adalah kiriman dari pembaca, isi dari tulisan di luar tanggung jawab redaksi!
Jika anda mempunyai tulisan berupa Opini, Esai, Puisi, dan Cerpen silahkan kirim tulisan anda Kirimkan tulisan: https://intimes.co.id/kirim-tulisan/ atau melalui Email : redaksi@intimes.co.id. Setiap tulisan tentu akan melalui proses kurasi yang ketat, dan redaksi berhak menyunting dan melakukan penyesuaian lain seperlunya tanpa mengubah esensi isi dan pesan yang hendak disampaikan
Halaman : 1 2