E-book : Peluang atau Ancaman?

- Reporter

Kamis, 4 Mei 2023 - 12:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi ebook - Foto : Net

i

Ilustrasi ebook - Foto : Net

E-book sebagai ancaman?

Riset yang dilakukan Tosun (2014) pada Nigeria, menentukan siswa dan preferensi guru dalam membaca buku cetak dan e-book, temukan beberapa siswa di Universitas Trakya lebih suka membaca buku cetak daripada membaca e-book yakni untuk menjaga kesehatan mata, karena melihat layar untuk waktu yang lama membaca akan membuat mata mereka Lelah sehingga dapat mengancam kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penelitian terkait selanjutnya dilakukan oleh Chen, et., al (2012) e-book memiliki beberapa kelemahan, buruk bagi kesehatan (misalnya mata), mudah kehilangan data, bergantung pada jaringan. Misalnya jika tidak ada koneksi maka e-book tidak bisa diakses sehingga hal tersebut mengancam keterampilan membaca.

Mengakses e-book pastinya menggunakan internet, maka penulis melihat bahwa dengan menggunakan e-book mudah teralihkan atau terganggu fokusnya seperti muncul iklan, atau notifikasi dari media sosial pengguna sehingga membuat membaca kurang fokus dan dapat menyebabkan ketajaman analisis dari bacaan berkurang, maka dari itu terkadang memanfaatkan media teknologi dapat mengganggu proses pembelajaran (Hasan, et., al, 2021).

Selanjutnya e-book memiliki keterbatasan, yakni ketergantungan pada koneksi dan alat. Sifatnya yang terhubung dengan internet dan membutuhkan alat seperti komputer, laptop, dan handphone untuk mengakses. Ketika tidak memiliki jaringan yang bagus, alat yang memadai, atau terdapat gangguan software saat mengakses maka proses membaca juga akan terhambat .

Kehadiran e-book juga dapat mengancam eksistensi pekerjaan para pustakawan, karena harganya yang cenderung lebih murah dan akses yang lebih mudah membuat perpustakaan kurang pemustaka, fenomena tersebut juga terlihat saat ini meminjam buku tidak perlu lagi adanya penjaga cukup dengan scan buku dapat dipinjam, diperpanjang dan dikembalikan melalui mesin.

Hal yang tidak kalah penting yang sangat mengancam dengan hadirnya e book adalah masalah copyright (hak cipta). Buku cetak sangat mudah untuk ditiru dan dijadikan e book, tentu menjadi masalah tersendiri. Hal ini sangat rentan terjadi dan bersifat merusak, karena penyalahgunaan hal (Fuxma, 2013). Sisi pemasaran bisa juga menjadi kelemahan e-book. Di era sekarang ini, masih banyak orang yang tidak memiliki perangkat untuk mengaksesnya. Maka dari itu kebanyakan orang juga lebih nyaman menggunakan buku cetak (Sari, et., al, 2022)
Akan tetapi eksistensi e-book di Indonesia saat ini tidak begitu berbeda dari buku cetak.

Keduanya secara konten atau isi memiliki kesamaan hanya saja memiliki perbedaan pada bentuk satu digital sedangkan satu lagi berbentuk cetak atau istilah lainnya buku telah berkonversi dari yang awalnya tradisional menjadi modern (Hasan, et., al, 2018). Keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, namun pada era digitalisasi seperti saat ini kebijakan dari pengguna atau pembaca sangat diharapkan sehingga dapat membantu mengurangi ancaman-ancaman dari hadirnya e-book, alangkah baiknya memandang kehadiran e-book menjadi sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan.

  • Tulisan ini adalah kiriman dari pembaca, isi dari tulisan di luar tanggung jawab redaksi!

Jika anda mempunyai tulisan berupa  Opini, Esai, Puisi, dan Cerpen silahkan kirim tulisan anda Kirimkan tulisan: https://intimes.co.id/kirim-tulisan/ atau melalui Email : redaksi@intimes.co.id. Setiap tulisan tentu akan melalui proses kurasi yang ketat, dan redaksi berhak menyunting dan melakukan penyesuaian lain seperlunya tanpa mengubah esensi isi dan pesan yang hendak disampaikan

Follow WhatsApp Channel intimes.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gempa Myanmar dan Runtuhnya Bangunan di Bangkok: Ketika Desain Modern Bertemu dengan Risiko Gempa
Deep Learning, Inovasi Teknologi dan Masa Depan Pendidikan
Opini : Perdagangan Manusia: Kejahatan Kemanusiaan yang Terabaikan
Opini: Menghapus Stereotip, Menghargai Pendidikan Perempuan
Opini: Menangani Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi dengan Serius
Opini: Memutus Mata Rantai Pelecehan Seksual di Lingkungan Kerja
Pendidikan Inklusif di Indonesia, Psikolog: Masih Banyak Sekolah Belum Siap
Dinasti Merusak Tatanan Perpolitikan dan Demokrasi di Abdya

Berita Terkait

Minggu, 30 Maret 2025 - 18:55 WIB

Gempa Myanmar dan Runtuhnya Bangunan di Bangkok: Ketika Desain Modern Bertemu dengan Risiko Gempa

Minggu, 23 Maret 2025 - 23:23 WIB

Deep Learning, Inovasi Teknologi dan Masa Depan Pendidikan

Sabtu, 14 Desember 2024 - 03:27 WIB

Opini : Perdagangan Manusia: Kejahatan Kemanusiaan yang Terabaikan

Sabtu, 14 Desember 2024 - 03:20 WIB

Opini: Menghapus Stereotip, Menghargai Pendidikan Perempuan

Sabtu, 14 Desember 2024 - 03:11 WIB

Opini: Menangani Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi dengan Serius

Berita Terbaru

Daerah

FOZ Sumut Bahas Sinergi Layanan Ambulance dengan Dinkes

Selasa, 6 Mei 2025 - 22:22 WIB