MEDAN – Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) menggelar acara Silaturahmi Ulama Antar Bangsa dan Diskusi Ilmiah dengan tema “Ulama Antar Bangsa dalam Memperkuat Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan dan Keagamaan”, Kamis (15/5/2025).
Acara ini dihadiri oleh 31 tamu undangan dari Malaysia serta para ulama dan akademisi dari berbagai institusi.
Kolaborasi ini diinisiasi oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), dan Ilmu Filsafat Fakultas Agama Islam dan Humaniora (FAIHU) UNPAB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua panitia, Bachtiar menekankan, bahwa pentingnya acara ini sebagai upaya memperkuat peran strategis pesantren dalam menjawab tantangan zaman.
“Karena sekarang yang mampu menyelesaikan permasalahan ialah yang lahir dari pondok-pondok pesantren sebagai benteng untuk menghadapi zaman,” ujarnya.
Dekan FAIH UNPAB, Abdi Syahrial, secara resmi membuka acara dan menyampaikan bahwa forum ini menjadi momentum penting dalam peningkatan kualitas pendidikan pesantren.
“Banyak hal yang harus ditambahi dan diperbaiki agar kita bisa memberi masukan kepada para pengajar pondok, agar pengalaman dari narasumber dapat membawa kita kepada pendidikan pondok yang lebih baik lagi,” tuturnya.
Silaturahmi ulama antar bangsa bersama Universitas Pembangunan Panca Budi dan diskusi ilmiah Prodi PAI, PIAUD, dan Ilmu Filsafat sangat penting dalam memperkuat pesantren sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan.
“Dengan adanya kolaborasi antara ulama dari berbagai negara dan para akademisi, pesantren dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan tantangan zaman, tetap relevan dengan kebutuhan pendidikan modern, serta menjadi lembaga yang dapat mencetak generasi yang tidak hanya cerdas dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki pemahaman yang luas dan berwawasan global,” kata dia.
Para narasumber yang hadir pun turut memberikan kontribusi pemikiran dalam berbagai aspek penting pengembangan pesantren diantaranya, Tuan Guru KH. Mohammad Hadi Bin Haji Minhat (Pimpinan Pertubuhan Muhibbin Malaka, Malaysia) menyampaikan tentang sejarah pondok pesantren, menekankan nilai-nilai tradisi dan kesinambungan keilmuan dalam pendidikan Islam.
Kemudian, Prof Rusydl Ananda, (Guru Besar UIN Sumatera Utara) membahas filsafat pesantren, menyoroti nilai-nilai keilmuan dan spiritualitas yang menjadi fondasi utama lembaga pesantren.
Selanjutnya, Prof Amiruddin MS, (Pimpinan Majlis Zikir Tadzkira SUMUT) dan H. Amhar Nustasion, (Ulama SUMUT) memaparkan manajemen pesantren yang adaptif, inovatif, dan responsif terhadap perkembangan zaman.
Kemudian, KH. Zulfikar Hajar (Pendiri Yayasan Jabal Noor) menyampaikan kondisi dan tantangan aktual keberadaan pondok pesantren saat ini, khususnya dalam menghadapi dinamika sosial-keagamaan di era globalisasi.
Turut hadir pula Dato Indera Haji AB Karim Bin Haji AB Rahman (Ketua Hakim Sivil Malaka, Malaysia), KH. Yusuf Abdurrahman (Pendiri Yayasan Darul Hikmah An Nawewi), dan Syekh Ali Marbun (Pendiri Pondok Pesantren Al-Kutsar Al Akbar) yang memperkaya forum diskusi dengan pengalaman dan pandangan mereka terhadap peran ulama dalam membangun masyarakat yang madani.[]