INTIMES.co.id | BANDA ACEH – Transaksi dari Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk penebusan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Pertamina hingga Selasa (16/5) kemarin masih terkendala.

Dampak erornya bank pelat merah itu yang berimbas ke sistem host to host (H2H) di BSI, sehingga sejumlah SPBU di Aceh mengalami kekosongan BBM.

Anggota Komisi VI DPR RI asal Aceh, Rafly Kande, menyebutkan bahwa kondisi ini sangat dikeluhkan oleh para pengusaha SPBU yang sudah beberapa hari kekosongan BBM.

“Bahkan pengusaha SPBUN di Aceh Selatan, sudah seminggu ini mengalami kekosongan BBM akibat erornya BSI dan berimbas langsung kepada nelayan,” ujar Rafly Kande dalam keterangan tertulis, Rabu (17/5).

Menurut politisi PKS itu, apa yang disampaikan Regional CEO BSI 1 Aceh Wisnu Munandar, yang mengklaim masalah pengusaha SPBU di Aceh yang kesulitan melakukan penebusan minyak ke PT Pertamina telah terselesaikan, itu jelas pembohongan.

Menurutnya, ‘pembelaan’ ‘ yang disampaikan Wisnu dengan tujuan untuk menggiring opini publik seolah-olah masalah penebusan minyak dari pengusaha SPBU ke PT Pertamina telah terselesaikan itu sangat berbahaya.

“Nanti ketika di SPBU-SPBU keksongan BBM justru SPBU yang disalahkan. Tapi, kenyataannya masalah penebusan BBM ke Pertamina memang belum selesai, karena
sistem H2H di BSI masih terganggu,” jelasnya.

Ia menyampaikan, bahwa kekosongan stok BBM di SPBU di Tanah Rencong yang sudah terjadi beberapa hari terakhir ini, akibat terkendalanya penebusa dari BSI ke Pertamina.

“Inikan sangat merugikan masyarakat serta nelayan akibat BBM kosong di SPBUN,” tegas Rafly.

Oleh sebab itu, Rafly meminta BSI untuk jujur dengan kendala yang masih dialami, jangan justru memutarbalikkan fakta dan kenyataan di lapangan.

“Sehingga penyataan BSI akan menjadi blunder,” pungkas Rafly Kande.[]

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news intimes.co.id
Fakhrur
Editor