Prokrastinasi Akademik: Quo Vadis Mindset Mahasiswa di Era Digital?

- Reporter

Kamis, 18 Mei 2023 - 15:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

INTIMES.co.id – Menyandang status sebagai mahasiswa adalah anugerah yang amat penting dalam peradaban manusia. Selain dapat menjadi pionir untuk perubahan bangsa dan zaman, mahasiswa juga sebuah alternatif bagi mereka yang hendak menjadi manusia berkualitas. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana mereka ditempatkan pada area yang pekat dengan metodologis, teoretis, dan upaya-upaya lain yang berkaitan dengan penafsiran realitas secara kritis. Sehingga tidak mengherankan apabila dunia mahasiswa berisi tugas-tugas analitis seperti makalah, paper, proposal ataupun penelitian ilmiah.

Meski hal itu pada dasarnya sebagai tuntunan, tapi tak jarang justru menjadi sebuah hambatan. Mahasiswa hari ini tidak menyukai banyak tugas baik yang secara individu maupun berkelompok. Menurut (Fauziah, 2016) mereka cenderung menginginkan nilai-nilainya berasal dari sedikit tugas yang tidak terlalu berat. Dan karena hal tersebut, mahasiswa hari ini akhirnya akrab dengan perilaku prokrastinasi akademik. Dalam kajian psikologis, menurut (Zuraida, 2017) prokrastinasi akademik adalah kecenderungan menunda-nunda pengerjaan tugas formal secara sadar dengan alasan yang tidak masuk akal demi menepis kecemasannya.

Banyak penelitian yang mengemuka terkait prokrastinasi akademik. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan (Aminta dkk., 2023) terhadap mahasiswa Departemen Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang, yang mencatat bahwa presentase mahasiswa yang mengalami prokrastinasi akademik mencapai angka 79%. Meski menurut penelitiannya hal itu tergolong dalam kategori sedang, namun bukan berarti menjadi sesuatu yang wajar bagi keberlanjutan mahasiswa, terutama di era digital sekarang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Asal-usul

Tindakan porkrastinasi ini bukan sesuatu yang baru dalam peradaban manusia. Sejak 800 SM, seorang penyair asal Yunani namanya Hesiod, mengambarkan kondisi masyarakat Yunani yang kerap gagal dalam melakukan sesuatu karena menunda-nunda. Perilaku menunda-nunda tidak hanya dialami oleh masyarakat Barat, dari wilayah Timur juga terdapat perilaku tersebut yang disematkan dalam kitab Hindu dengan istilah “taamasika”. Istilah itu merujuk pada tindakan ceroboh, malas, dan ketidakdisiplinan. Sehingga dalam tradisi Hinduisme, seseorang yang mengalami taamasika termasuk ke dalam orang-orang yang masuk neraka.

Baru pada tahun 1992, seorang Psikolog asal Amerika, Stanley Milgram, meneliti perilaku tersebut, yang kemudian disebut sebagai prokrastinasi. Milgram dalam (Nurjan, 2020) menegaskan bahwa tindakan prokrastinasi muncul sejak peradaban kuno pada kelompok atau komunitas berkembang. Hanya saja dalam beberapa dekade terakhir menjadi fokus oleh beberapa peneliti karena perkembangan teknologi. Selain itu, dalam psikologi, prokrastinasi ini termasuk dalam penyakit yang berjenis arketipe, yaitu penyakit yang terbentuk secara tidak sadar dari kebiasaan para leluhur.

Follow WhatsApp Channel intimes.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gempa Myanmar dan Runtuhnya Bangunan di Bangkok: Ketika Desain Modern Bertemu dengan Risiko Gempa
Deep Learning, Inovasi Teknologi dan Masa Depan Pendidikan
Opini : Perdagangan Manusia: Kejahatan Kemanusiaan yang Terabaikan
Opini: Menghapus Stereotip, Menghargai Pendidikan Perempuan
Opini: Menangani Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi dengan Serius
Opini: Memutus Mata Rantai Pelecehan Seksual di Lingkungan Kerja
Pendidikan Inklusif di Indonesia, Psikolog: Masih Banyak Sekolah Belum Siap
Dinasti Merusak Tatanan Perpolitikan dan Demokrasi di Abdya

Berita Terkait

Minggu, 30 Maret 2025 - 18:55 WIB

Gempa Myanmar dan Runtuhnya Bangunan di Bangkok: Ketika Desain Modern Bertemu dengan Risiko Gempa

Minggu, 23 Maret 2025 - 23:23 WIB

Deep Learning, Inovasi Teknologi dan Masa Depan Pendidikan

Sabtu, 14 Desember 2024 - 03:27 WIB

Opini : Perdagangan Manusia: Kejahatan Kemanusiaan yang Terabaikan

Sabtu, 14 Desember 2024 - 03:20 WIB

Opini: Menghapus Stereotip, Menghargai Pendidikan Perempuan

Sabtu, 14 Desember 2024 - 03:11 WIB

Opini: Menangani Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi dengan Serius

Berita Terbaru

Bupati Abdya Safaruddin lantik pengurus Hipelmabdya. Foto: Ist

Daerah

Bupati Abdya Safaruddin Lantik Pengurus Hipelmabdya

Senin, 12 Mei 2025 - 16:27 WIB

Pelantikan pengurus MES Kabupaten Serdang Bedagai. Foto: Ist

Daerah

Ketua MES Sumut Lantik Pengurus Baru di Serdang Bedagai

Senin, 12 Mei 2025 - 16:21 WIB

Exit mobile version