Mawar Shuci,S.Pd

Tenaga Pendidik SMP IT PTQ Simpang Rimba

INTIMES.co.id, Bangka Belitung – Poin terpenting bagi warga negara Indonesia harus menempuh pendidikan berjenjang ialah sarana pembangunan negara. Masyarakat harus menjunjung tinggi pendidikan agar kualitas sumber daya manusia juga mengalami peningkatan.

Merujuk pada sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk membina karakter positif, memberikan pengetahuan akademis, dan menempa keterampilan peserta didik sejak dini. Isu pendidikan Indonesia perlu dikoreksi.

Jika kita meilhat dari keadaaan sosial dalam dunia pendidikan ada beberapa poin penting mengenai pandangan pendidikan yakni, pendidikan holistik bahwa pendidikan harus mengembangkan seluruh aspek manusia mencakup fisik, mental, emosional, dan spiritual.

Selanjutnya sistem pendidikan yang berbasis nilai yakni mengedepankan pendidikan yang menekankan nilai-nilai seperti kejujuran, kesederhanaan, dan kerjasama, pendidikan harus membantu siswa mengembangkan sikap positif dan etika yang baik.

Pendidikan yang mendorong kemandirian pembelajaran mandiri dan keterampilan praktis agar siswa bisa mandiri dan berkontribusi.

Pandangan di atas kita harus memahami sistem pendidikan yang ideal, banyak sekali sistem pendidikan di Indonesia terbaru ini mulai dari umum dan berbasis pesantren. Hanya saja pendidikan umum hari ini tidak lagi menjamin pendidikan karakter, sementara pendidikan karakter dapat dibentuk lewat pendidikan terintegrsasi keterpaduan praktek agama dan umum.

Pendidikan pesantren ialan pendidikan inklusif, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. setiap individu berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pembelajaran Melalui Pengalaman percaya pada pendidikan yang berbasis pengalaman, di mana siswa belajar melalui praktik langsung dan keterlibatan aktif dalam masyarakat.

Pendidikan inklusif ala pesantren ialah berbasis komunitas, sekolah berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. Jika di bandingkan dengan sistem pendidikan negara lain, Indonesia memang masih banyak kekurangan mulai dari integritas pengajar dan SDM, dan bahkan kurikulum yang selalu berganti yang menunjukkan inkonsistensional negara menjalankan pendidikan. Berbanding balik dengan kurikulum pesantren.

Pendidikan inklusif ala pesantren lainnya ialah pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada keterampilan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Ia mendorong pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news intimes.co.id
Aulia Mahdini
Editor
Farina Islami
Reporter