Meugang dan Gengsi Menantu Muda di Aceh

- Reporter

Selasa, 21 Maret 2023 - 12:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penjual daging Meugang di Banda Aceh. Foto: Istimewa

i

Penjual daging Meugang di Banda Aceh. Foto: Istimewa

Oleh: Said Agus

INTIMES.co.id | BANDA ACEH – Puasa Ramadhan tahun ini tinggal menghitung hari, seluruh umat muslim di belahan dunia manapun bersuka cita menyambut bulan mulia yang paling dirindukan, tak terkecuali di Negeri Serambi Mekkah Aceh.

Di Aceh, perasaan gembira bahkan ditunjukan dengan makan daging yang disebut dengan Meugang. Tradisi itu konon kabarnya sudah dimulai sejak zaman Sultan Iskandar Muda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lihat juga: Yuk Berburu Takjil di Banda Aceh, Ini Lokasinya

Kala itu sang Sultan membagikan daging untuk yatim dan dhuafa dalam jumlah besar yang seluruh biaya dikeluarkan ditanggung oleh pihak istana.

Di masa sekarang tradisi meugang terus di jaga, walau pelaksanaannya berbeda, namun di hari tersebut semua status sosial terlihat sama baik si miskin dan si kaya, semua tetap berusaha menjadikan meugang sebagai simbol kemakmuran sebuah keluarga.

Pada hari yang dianggap sakral tersebut, para warga datang ke lokasi-lokasi pemotongan daging pada pagi hari, mereka membeli daging kerbau atau sapi.

Lihat juga: Selamat, USK Peringkat Tiga Kampus Terbaik di Indonesia

Sesuai dengan kebutuhan keluarga, dan uniknya mereka tak mengeluh meskipun harga daging pada momen tersebut lumayan tinggi.

Bagi masyarakat Aceh meugang juga dimaknai sebagai harga diri dan tanggung jawab, bahkan untuk para pengantin laki-laki yang baru berumahtangga, dan dipersepsikan sebagai gengsi menantu muda kepada mertua.

Dalam artian, pria yang baru berumah tangga, dituntut bertanggung jawab terhadap nafkah dan belajar membentuk diri yang kualitas harkat dan martabatnya dalam membina sebuah keluarga yang baru.

Selain itu, keunebah indatu yang terus diwarisi dari generasi ke generasi tersebut juga dimaknai sebagai sebuah wadah silaturahmi antar sesama.

Semua anggota keluarga nantinya akan pulang dan berkumpul di rumah orang tua, makanya tak heran mudik bagi orang Aceh sudah dilakukan sebelum Ramadan tiba.[]

Follow WhatsApp Channel intimes.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gempa Myanmar dan Runtuhnya Bangunan di Bangkok: Ketika Desain Modern Bertemu dengan Risiko Gempa
Deep Learning, Inovasi Teknologi dan Masa Depan Pendidikan
Opini : Perdagangan Manusia: Kejahatan Kemanusiaan yang Terabaikan
Opini: Menghapus Stereotip, Menghargai Pendidikan Perempuan
Opini: Menangani Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi dengan Serius
Opini: Memutus Mata Rantai Pelecehan Seksual di Lingkungan Kerja
Pendidikan Inklusif di Indonesia, Psikolog: Masih Banyak Sekolah Belum Siap
Dinasti Merusak Tatanan Perpolitikan dan Demokrasi di Abdya

Berita Terkait

Minggu, 30 Maret 2025 - 18:55 WIB

Gempa Myanmar dan Runtuhnya Bangunan di Bangkok: Ketika Desain Modern Bertemu dengan Risiko Gempa

Minggu, 23 Maret 2025 - 23:23 WIB

Deep Learning, Inovasi Teknologi dan Masa Depan Pendidikan

Sabtu, 14 Desember 2024 - 03:27 WIB

Opini : Perdagangan Manusia: Kejahatan Kemanusiaan yang Terabaikan

Sabtu, 14 Desember 2024 - 03:20 WIB

Opini: Menghapus Stereotip, Menghargai Pendidikan Perempuan

Sabtu, 14 Desember 2024 - 03:11 WIB

Opini: Menangani Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi dengan Serius

Berita Terbaru

Daerah

FOZ Sumut Bahas Sinergi Layanan Ambulance dengan Dinkes

Selasa, 6 Mei 2025 - 22:22 WIB

Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Masyarakat Aceh Barat Daya (Ikamabdya) di Banda Aceh. Foto: Ist

Daerah

Zalsufran Kembali Pimpin Ikamabdya Periode 2025-2030

Sabtu, 3 Mei 2025 - 13:16 WIB

Exit mobile version