Lebaran bukan hanya momen untuk merayakan kemenangan setelah berpuasa, tetapi juga saat yang penuh dengan tradisi khas yang mempererat tali silaturahmi. Salah satu tradisi unik yang masih dilestarikan oleh masyarakat Aceh adalah Teumuntuk, sebuah tradisi yang menyambut pengantin baru di Hari Raya.
Di Provinsi Aceh, terutama di daerah Barat Selatan seperti Aceh Barat Daya dan beberapa bagian Banda Aceh, masyarakat masih menjaga tradisi Teumuntuk dengan penuh semangat setiap kali Idul Fitri maupun Idul Adha. Bagi sebagian pengantin baru, ini bukan hanya soal uang yang diberikan, tetapi juga sebagai simbol tanggung jawab dan kebersamaan dalam membina rumah tangga yang harmonis.
Apa Itu Tradisi Teumuntuk?
Teumuntuk, atau yang dikenal dengan nama Teumuntuak dalam bahasa Aceh dan Seunemah dalam bahasa Jamee, adalah tradisi yang melibatkan pemberian uang kepada pasangan pengantin baru, baik suami maupun istri. Tradisi ini dijalankan saat Idul Fitri dan Idul Adha dan bertujuan untuk mempererat hubungan keluarga serta memberikan nasihat hidup bagi pengantin yang baru saja memulai kehidupan berumah tangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tradisi ini sangat kental di daerah Aceh Barat Daya dan beberapa wilayah Banda Aceh, meski tidak semua daerah di Aceh melaksanakannya. Pemberian uang yang dilakukan oleh keluarga dan kerabat kepada pasangan pengantin baru dikenal dengan istilah peng teumuntuk.
Persiapan Sebelum Lebaran: Kue dan Silaturahmi
Sejak beberapa hari menjelang Lebaran, keluarga pengantin laki-laki biasanya sudah memberi informasi kepada kerabat dan tetangga bahwa pasangan pengantin baru akan menjalani tradisi Teumuntuk. Pada waktu ini, keluarga pengantin laki-laki mengirim bahan pembuatan kue tradisional kepada keluarga pengantin perempuan.
Kue-kue khas Aceh, seperti kara, bhoi, loyang, dan leumang, dibuat oleh keluarga pengantin perempuan. Kue-kue ini nantinya akan dibagikan kepada kerabat yang akan dikunjungi oleh pasangan pengantin baru pada saat Lebaran.
Halaman : 1 2 Selanjutnya