Mediator perdamaian RI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Martti Ahtisaari meninggal dunia. Pemerintah Aceh mengenang mantan Presiden Finlandia itu sebagai pencetus perdamaian di Tanah Air.
Presiden Crisis Management Initiative (CMI) itu meninggal dunia pada Senin (16/10/2023). Dia wafat pada umur 86 tahun.
“Gubernur Aceh dan segenap rakyat Aceh turut berduka atas meninggalnya Martti Ahtisaari,” kata Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA kepada detikSumut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut MTA, Martti mempunyai kontribusi besar terhadap perdamaian antara RI dengan GAM yang diteken di Helsinki Finlandia pada 5 Agustus 2005 lalu. Masyarakat Aceh dan Indonesia disebut akan terus mengenang sosok peraih nobel perdamaian tersebut.
“Kontribusi besar Martti atas perdamaian Aceh akan terus dikenang baik bagi rakyat Aceh maupun Indonesia sebagai salah satu pencetus perdamaian di tanah air, dan tentu sebagai salah satu kontribusi dalam perdamaian dunia,” jelasnya.
Dia berharap, ide-ide dan aksi perdamaian yang dicetuskan Martti akan terus dikumandangkan semua pihak dan negara. Tujuannya demi peradaban dunia yang lebih baik.
“Secara khusus bagi segenap komponen rakyat Aceh kita berharap untuk tetap bersatu dan kompak dalam menjaga dan melestarikan perdamaian ini demi Aceh yang lebih baik,” ujar MTA.
Dikutip dari situs CMI, pada tahun 2008, Martti Ahtisaari dianugerahi hadiah nobel perdamaian atas pencapaian seumur hidupnya. Dia adalah salah satu mediator perdamaian paling sukses sepanjang masa.