Kisah di Balik Kesenian Didong, Semalam Suntuk Demi Membangun Masjid

- Reporter

Minggu, 12 November 2023 - 16:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

INTIMES.co.id | BANDA ACEH – Sekelompok anak muda duduk melingkar di atas panggung kecil di depan anjungan Bener Meriah. Salah seorang di antaranya lalu mengucapkan salam sebagai tanda pembuka, mengawali penampilan kesenian Didong yang disuguhkan kepada pengunjung Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Sulthanah Safiatuddin.

Tepuk tangan membentuk irama diiringi alunan bait-bait syair terdengar merdu. Penonton yang penasaran dengan suara itu, perlahan mendekat dan mengerumuni anjungan daerah penghasil kopi Gayo tersebut.

Penampilan Didong yang hanya menggunakan kedua telapak tangan dan bantal kecil itu, tampak sangat dinikmati pengunjung meski syair di dalamnya menggunakan bahasa daerah Gayo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Didong merupakan salah satu kesenian tradisional populer di tengah masyarakat Bener Meriah dan Takengon, Aceh Tengah. Kesenian ini bagian dari tradisi masyarakat Gayo yang masih berkembang hingga saat ini.

Didong biasanya dimainkan saat acara pesta pernikahan dan event budaya. Dimainkan oleh kalangan dari berbagai usia mulai dari orang tua, remaja hingga anak-anak.

Syair yang dilantunkan dalam didong adalah nasihat-nasihat sosial, agama hingga hubungan manusia dengan alam. Dalam kesenian ini dipimpin oleh seorang ceh (vokal) yang membawakan syair-syair tersebut.

Staf Kebudayaan Disdikbud Bener Meriah, Juhri, masih ingat betul ketika dirinya mulai belajar bermain didong sejak kecil. Bahkan, menurutnya, kesenian tersebut adalah tradisi yang sudah mendarah daging di tengah masyarakat di sana.

“Sejak saya lahir didong itu memang sudah ada di Bener Meriah – Takengon atau masyarakat Gayo-lah khususnya. Tapi kalau untuk tahun lahirnya saya tidak tahu, sepertinya sudah ada sejak zaman belanda,” katanya, Sabtu 10 November  2023.

Juhri menceritakan, didong tak hanya sekadar penampilan kesenian semata, namun juga ikut membantu dalam proses pembangunan. Masyarakat Bener Meriah dan Aceh Tengah dulunya kerap memainkan Didong saat hendak membangun masjid atau musala.

“Didong ini diperlombakan, jadi setiap warga yang ingin menyaksikan harus membeli tiket, dan dari hasil itu disumbangkan untuk pembangunan masjid,” ujarnya.

Menurut Juhri, dulu setiap ada pembangunan rumah ibadah penampilan didong dimainkan semalam suntuk (semalaman) dimulai dari pukul 22.00 hingga menjelang subuh. Menariknya, kala itu pemain menampilkan kesenian didong dengan ikhlas tanpa dibayar demi pembangunan masjid.

“Kalau saya ikut didong dulu bukan saya yang dibayar, tapi kami ikut menyumbang, begitulah semangat untuk membangun masjid, meunasah, itu jasa-jasa orang dulu. Didong ini sangat berkontribusi dalam pembangunan, apalagi ceh-ceh terdahulu,” tuturnya.

Beranjak dari semangat itulah kesenian didong di tanah Gayo tidak pernah mati apalagi punah. Kesenian ini terus berkembang di tengah masyarakat.

Di sisi lain untuk tetap menjaga kelestarian didong, Disdikbud Bener Meriah juga terus menggelar festival atau perlombaan tingkat pelajar dan event-event kesenian lainnya.

“Didong ini sangat berkembang dan terus kita lestarikan melalui atraksi budaya, dan festival tingkat anak sekolah,” pungkas Juhri.

Follow WhatsApp Channel intimes.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Wagub Fadhlullah Ajak Alumni Aceh Malang Berperan Aktif Bangun Tanah Rencong
Dompet Dhuafa Waspada Gelar Pelepasan Siswa Sekolah Bintang Rabbani
Jadi Sekolah Unggulan Garuda Transformasi, Wamendikti Saintek Kunjungi SMAN 10 Fajar Harapan Aceh
FOZ Sumut Bahas Sinergi Layanan Ambulance dengan Dinkes
Zalsufran Kembali Pimpin Ikamabdya Periode 2025-2030
Jemaah Haji Aceh akan Tempati Pemondokan Dekat Masjidil Haram di Misfalah
Peringati May Day, Jurnalis di Aceh Gowes Bawa Pesan Stop Kekerasan dan Upah Layak
Lampaui Jumlah yang Ditargetkan, Amil BMA Kumpulkan Darah 46 Kantong

Berita Terkait

Sabtu, 10 Mei 2025 - 21:27 WIB

Wagub Fadhlullah Ajak Alumni Aceh Malang Berperan Aktif Bangun Tanah Rencong

Sabtu, 10 Mei 2025 - 21:20 WIB

Dompet Dhuafa Waspada Gelar Pelepasan Siswa Sekolah Bintang Rabbani

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:01 WIB

Jadi Sekolah Unggulan Garuda Transformasi, Wamendikti Saintek Kunjungi SMAN 10 Fajar Harapan Aceh

Selasa, 6 Mei 2025 - 22:22 WIB

FOZ Sumut Bahas Sinergi Layanan Ambulance dengan Dinkes

Sabtu, 3 Mei 2025 - 13:16 WIB

Zalsufran Kembali Pimpin Ikamabdya Periode 2025-2030

Berita Terbaru

Daerah

FOZ Sumut Bahas Sinergi Layanan Ambulance dengan Dinkes

Selasa, 6 Mei 2025 - 22:22 WIB

Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Masyarakat Aceh Barat Daya (Ikamabdya) di Banda Aceh. Foto: Ist

Daerah

Zalsufran Kembali Pimpin Ikamabdya Periode 2025-2030

Sabtu, 3 Mei 2025 - 13:16 WIB