INTIMES.co.id | Bangka Belitung – Indonesia harus bersiap – bersiap menerima bursa komoditas sawit. Efeknya akan memberikan keuntungan besar bagi petani sawit, dimana nantinya acuan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) akan memjadi lebih transparan.
Hal ini diungkap oleh Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Kementrian Perdagangan RI, Farid Amir saat menerima diskusi Pansus Stabilitas Harga Tandan Buah Segar (TBS) dan Syarat Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Diskusi itu berlangsung di ruang rapat Kementerian Perdagangan RI baru – baru ini. Farid Amir yang mewakili instansi terkait menyampaikan pihaknya akan merilis bursa CPO ke seluruh penjuru Indonesia.
“Paling lambat akhir tahun ini kita akan merilis bursa CPO,” ungkap Farid.
Tujuan pembentukan bursa ini ialah untuk mencegah terjadinya permainan harga CPO atau monopoli harga oleh korporasi-korporasi besar. Karena selama ini dalam menentukan harga acuan CPO masih berpatokan pada harga yang ditentukan oleh bursa Malaysia dan Rotterdam.
Hal inilah yang kemudian mendorong Kementrian Perdangan RI untuk membuat bursa komoditas kelapa sawit, sehingga perusahaan dapat menjual langsung produknya kepada buyer atau pembeli.
Dengan adanya bursa ini pembeli harus membeli dari bursa dan kita juga bisa tahu berapa dan siapa yang menjual dari banyaknya suplier yang ada di Indonesia kepada banyaknya pembeli yang ada di luar.
“Otomatis harga yang dikeluarkan adalah harga real,” ujarnya.
Ketua Fraksi PPP sekaligus Aleg Babel, Ir Azwari Helmi menambahkan Kemendag juga semestinya memperhatikan kondisi yang ada di bangka belitung, sebab di babel dikenal sebagai pengumpul CPO sementara yang bertindak sebagai eskportir ialah anak – anak perusahaan yang ada di wilayah lain.
“Sehingga memberikan peluang kepada korporasi atau perusahaan untuk memainkan harga CPO dan berimbas pada ketentuan harga TBS,”ujarnya.
Pihak DPRD berharap adanya bursa yang lebih transparan kedepan harga TBS dari petani dapat stabil dan mensejahterahkan masyarakat.
Moh Rahmadhani
Tinggalkan Balasan