INTIMES.co.id | BLANGPIDIE – Warga Desa Pawoh, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melakukan aksi damai dengan menyegel kantor keuchik setempat, Jumat (28/4/2023) siang.
Aksi ini dilakukan sebagai protes terhadap kepemimpinan Keuchik yang dinilai banyak “dosa”. “Dosa-dosa” itu dinilai sudah tidak patut dan harus ditegur dengan aksi nyata untuk perubahan kearah yang lebih baik.
Koordinator aksi damai, Cek Wan mengaku masyarakat sudah tidak sabar dengan kepemimpinan keuchik selama ini, sehingga warga sepakat untuk melakukan aksi damai ini dengan harapan adanya perubahan ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini adalah aksi damai warga. Kami datang untuk menyampaikan aspirasi kami. Kami tidak anarkis,” teriak Cek Wan dalam aksi ini.
Di berujar, kedatangan mereka membawa poin-poin dosa keuchik yang sudah tidak bisa ditoleril lagi oleh masyarakat. Masyarakat sudah muak dengan gaya kepemimpinan keuchik yang arogan dan tidak transparan.
“Kami datang untuk menyegel kantor ini dan tidak boleh dibuka selama belum ada penyelesaian yang jelas dari pihak terkait,” sebutnya.
Dia membeberkan “dosa-dosa” keuchik. Ini meliputi, keuchik tidak transparan dalam penggunaan anggaran desa, salah satu contoh terkait kegiatan budi daya Ikan Lele yang tidak transparan dan tidak ada penanggung jawaban.
“Juga kegiatan pembangunan Paud Tahun 2022 tidak ada pertanggungjawaban. Dana BUMG tidak jelas penggunaanya. Dana Silpa Tahun 2022, yang terus dibelanjakan Infocus, Laptop dan CCTV, sedangkan rincian anggaran belanja belum tercantum dalam APBG Tahun 2023,” ucapnya.
Tambahnya, juga terkait pembongkaran celeng amal Yatim Pawoh yang dilakukan secara paksa di masjid At-taqwa Pawoh, padahal seharusnya tugas Panitia Yatim dan Qurban.
“Keuchik juga sangat otoriter, arogan, tidak beretika, tidak ada sopan santun. Masyarakat kurang dilayani serta tidak mengayomi masyarakat dalam menjalankan roda pemerintahan,” imbuhnya.
Lanjutnya, setiap pergantian aparatur dirinya langsung menunjuk sendiri tidak pernah melalui suatu musyawarah atau pemilihan oleh masyarakat sehingga terkesan masyarakat diabaikan.
“Juga banyak kegiatan tidak sesuai harapan masyarakat. Keuchik juga mengabaikan janji politiknya sesudah terpilih,” katanya.
Sementara Keuchik Desa Pawoh, Yusri membantah semua yang dituduhkan masyarakatnya. Untuk poin terkait penggunaan anggaran dia mengaku sangat transparan. Untuk poin arogan dia tidak mengaku hal itu. Sementara soal visi-misinya saat kampanye dia mengaku menjalankan itu.
“Dan soal banyak aparatur yang mundur itu merupakan keinginan mereka. Akar masalah ini hanya soal celengan masjid. Padahal ini bukan masalah,” katanya.
Sementara Camat Susoh, Nasrul mengaku pihaknya tidak menerima laporan adanya permasalahan di desa, sehingga mereka tidak tau, karena pihaknya tidak mungkin mengabaikan jika ada laporan dari masyarakat.
“Kami tdiak pernah mengabaikan masalah-masalah di desa. Tapi soal ini, kami tidak menerima laporan, jika ada pasti kami tanggapi,” kata Camat.
Pantauan Antaran, walau dalam hujan emak-emak tetap memaksakan diri untuk menyegel kantor walau sejumlah pihak meminta tidak melakukan itu agar roda pemerintahan desa tidak terganggu, namun mereka tetap tidak tidak mau membubarkan diri jika belum dilakukan penyegelan.
Aksi penyegelan akhirnya berhasil dilakukan. Dua pintu kantor keuchik akhirnya disegel menggunakan dua rantai dan disaksikan oleh pihak kepolisian yang mengawasi aksi, Camat Susoh, keuchik dan peserta aksi.
Setelah menyegel, barulah para emak-emak membubarkan diri. Aksi damai ini benar-benar damai tidak ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Emak-emak membubarkan diri dengan tertib.