“Untuk memastikan dia masih bisa mengontrol pemerintahan Prabowo – Gibran, dia harus mempunyai partai besar. Golkar adalah pilihan paling rasional,” tuturnya.
Airlangga sejatinya berat melepas jabatan prestisius itu. Sebagai partai terbesar kedua setelah PDIP, posisi Ketum Partai Golkar sangatlah strategis.
“Tapi, dia harus merelakan itu, daripada masuk penjara,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selama ini beredar isu, Airlangga diduga terlibat kasus ekspor minyak sawit dan nikel ke China. Kasus inilah yang dijadikan “senjata” untuk menekan dirinya mundur dari Ketum Partai Golkar.
Jika kabar ini benar, bisa dibilang Airlangga “dikudeta halus” untuk melepaskan jabatannya.
Namun, di kalangan internal elite Partai Beringin tersebut, Airlangga dianggap gagal memimpin Partai Golkar. Selain gagal menjadi kontestan di Pilpres 2024, Partai Golkar di bawah kepemimpinannya menjadi partai yang lemah.
“Saking lemahnya, muncul joke jika Airlangga adalah Ketua Umum Golkar paling disayang partai-partai lain. Karena di masa kepemimpinannya, Golkar lemah saat berhadapan dengan partai lain. Hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya di Golkar,” selorohnya.
Kabar masuknya Jokowi ke Partai Golkar dan menjadi Ketua Dewan Pembina belum mendapat konfirmasi dari Istana. Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Stafsus Presiden yang dihubungi sampai saat ini belum memberikan konfirmasi.