BANDA ACEH – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat Tanah Rencong mengalami deflasi sebesar 0,13 persen secara bulanan pada Januari 2025.

“Pada Januari 2025 BPS mencatat bahwa Provinsi Aceh mengalami deflasi secara month to month, sebesar 0,13 persen. Dimana sebelumnya secara m-to-m inflasi mencapai 0,57 persen,” kata Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution, Senin (3/2/2025).

Ia mengatakan, berdasarkan kelompok pengeluaran di Januari 2025, kelompok dengan inflasi tertinggi adalah makanan, minuman dan tembakau yang juga memiliki andil inflasi terbesar.

“Tentunya kelompok ini masih menjadi penyumbang utama inflasi,” jelas Riswan.

Ia menuturkan, kelompok deflasi tertinggi adalah kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang memiliki andil negatif terbesar menunjukkan penurunan harga di kelompok ini menekan inflasi secara keseluruhan.

Sementara itu, kata dia, kelompok lainnya memiliki andil inflasi relatif kecil. Artinya perubahan harga relatif kecil dibanding bulan sebelumnya.

Secara keseluruhan karena kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi yang cukup besar, dampaknya lebih dominan dari kelompok lainnya.

“Sehingga inflasi Aceh mengalami deflasi sebesar 0,13 persen,” ungkapnya.

Riswan menyebut, pada Januari 2025, inflasi secara bulanan terutama didorong oleh kenaikan bahan pangan. Cabe merah penyumbang terbesar diikuti ikan tongkol dan ikan dencis, bawang merah dan cabe rawit.

Sementara itu, deflasi dipengaruhi terutama penurunan tarif listrik yang berkontribusi besar dalam penurunan inflasi, diikuti oleh tomat dan angkutan udara, jeruk nipis, dan labu siam yang masing-masing memiliki andil relatif kecil.

“Secara keselurhan meskipun harga bahan pangan mengalami kenaikan, dampak deflasi dari penurunan tarif listrik cukup signifikan dalam menekan laju inflasi,” pungkasnya.[]

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news intimes.co.id